Notification

×

Pesona Pantai Pa’lampuang, Cikal Bakal Pengembangan Wisata Bahari Masa Depan Selayar

Rabu, 22 Juli 2020 | 22.05.00 WIB
Pesona Pantai Pa’lampuang, Cikal Bakal Pengembangan Wisata Bahari Masa Depan Selayar

INI BACA ■ Penamaan Pa’lampuang, untuk salah satu kawasasan pesisir pantai berpasir putih yang berlokasi di Desa Bontomalling, Kecamatan Pasimasunggu Timur, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan, mengantar langkah kaki, untuk menyusuri lebih jauh, lokasi pantai, yang tepat berhadapan dengan gugusan Pulau Lambego, Kecamatan Pasimarannu itu.

Di lokasi ini, sejumlah bentuk keunikan dapat di jumpai pengunjung, diantaranya, misteri keberadaan pintu goa,   yang konon, berada di sela-sela tebing pantai Pa’lampuang.

Memasuki bibir pantai Pa’lampuang, pengunjung akan dijemput oleh keindahan panorama pohon kelapa yang tumbuh rapi dan berderet di sepanjang pesisir pantai.
Angin sepo-sepoi yang berhembus dari balik rindang pepohonan hijau dan deretan tanaman pohon kelapa, menyimbolkan kesan sejuk, dan penuh kedamaian.

Di pantai ini, beragam aktivitas wisata bahari dapat dinikmati pengunjung, mulai dari berjemur di atas hamparan pasir putih, diving, snorkeling, memancing, dan aktivitas wisata lain dapat dilakukan di bibir pantai Pa’lampuang.       

Selain itu, pengunjung juga dapat menikmati suguhan kelapa muda yang dibeli dari pemilik lahan perkebunan kelapa di sekitar pantai. di musim teduh, mata pengunjung akan dibuat terbuai oleh panorama gugusan hijau, pulau Lambego, Kecamatan Pasimarannu yang menurut warga setempat, dapat diseberangi dalam hitungan waktu kurang dari satu jam.

Pengunjung juga dimungkinkan untuk berpetualang, menyusuri pesona pantai Pa’lampuang dari arah laut, dengan menggunakan perahu sewaan, milik warga nelayan setempat. Sebuah lokasi obyek dan daya tarik wisata (ODTW) yang konon, penamaannya merupakan pemberian dari Pemerintah Belanda di zaman penjajahan.

Ihwal pemberian nama Pantai Pa’lampuang sendiri, berawal dari sejarah pendirian, dan pembangunan lampu suar oleh Pemerintah Kolonial Belanda. Namun sayang, karena tak ada lagi jejak sejarah yang dapat menjadi bukti akan keberadaan lampu suar di sekitar lokasi pantai dimaksud.

Lampu suar, tinggal menjadi sekedar nama, dan legenda untuk generasi anak cucu Pulau Jampea. Khususnya bagi mereka yang bermukim di wilayah administratif pemerintahan Kecamatan Pasimasunggu Timur. (Andi Fadly Dg. Biritta)